Lansing
Iowa, perkebunan remote . Di depan
sebuah gedung, sekumpulan orang berdiri secara teratur. Orang tua, juga anak-anaknya.
Mereka berdiri dalam satu garis lurus, melakukan beberapa gerakan bersama-sama,
membungkuk, lalu berdiri, kemudian sujud bersama-sama.
Dari
sisi lain gedung itu, Seorang bocah laki-laki memperhatikan mereka dan
bertanya-tanyaa. Apa yang sedang mereka lakukan? Kenapa begitu tenang dan
menentramkan. Seseorang menjawab pertanyaanya, “Mereka sedang berdoa kepada
Tuhannya”
“Aku
ingin berdoa secara langsung juga kepada Tuhan” azzamnya. Tanpa tahu apa yang
harus dilakukannya.
Amerika.
Bertahun-tahun kemudian. Keputusannya
datang ke negara itu begitu berat. Datang ke Negara muslim yang begitu membenci
Warga keturunan Amerika, nyawa taruhannya, pikirnya saat itu. Tawaran pekerjaan
menjadi maintenance pesawat pribadi Raja Fadh di Jeddah, Arab Saudi dianggapnya
datang karena Tuhan sedang marah padanya, karena dia tidak taat dan tidak
percaya pada tuhannya dengan sepenuhnya. Sehingga Tuhan menyuruhnya datang ke
Negara Arab, Negara Islam, musuh amerika, dan tak ada tawaran pekerjaan lain
selain itu.
Awalnya
saat tawaran itu datang, dengan yakin dia menolaknya dan memilih menganggur,
memilih hidup di dalam mobil di sebuah ujung sbeuah dermaga di hawai,
menggantungkan diri dari hasil memancing ikan setiap harinya yang belum tentu mendapatkan
tangkapan. Hingga seringkali harus menahan lapar dan mengganjal perutnya hanya
dengan minum air putih dari kran air yang ada. Hidup seperi itu membuatnya
hampir putus asa, bertanya-tanya tentang cinta yang dia rasa sudah tak ada lagi
di dunia. Karna bahkan tak ada orang yang menolongnya saat itu.
“Tapi
saya tidak mau bunuh diri, Saya menangis, memohon, agar Tuhan memberikan jalan
keluar.” pintanya.
Dengan
berat, tawaran pekerjaan yang awalnya sudah ditolaknya, akhirnya diputuskannya
untuk mengambil tawaran itu.
Arab
Saudi, Kota Jedah. Lelaki itu
baru tiba di kota itu. Suara panggilan yang menggema di seluruh antereo Jeddah
saat itu membuat nya tertegun. Adzan, yang akhirnya dia tahu nama dari suara
panggilan itu, menggema dan seketika itu juga membuat semua aktivitas di kota
itu terhenti. Orang-orang segera menuju masjid untuk shalat. Membuatnya begitu
terpesona betapa taatnya orang-orang Islam pada Tuhannya. Jalanan mendadak
menjadi sepi dari lalu lalang manusia. Penjaga keamanan tidak ada. Hanya
sekali-kali terlihat seorang polisi menegur beberapa orang yang sedang lewat
untuk segera shalat.
Sebuah
toko emas bahkan dibiarkan begitu saja ditinggal oleh pemiliknya dalam keadaan
terbuka, membuka peluang siapa saja yang ingin mencuri dapat mengambilnya
dengan sangat mudahnya.
Dengan
penasaran ditunggunya pemilik toko emas itu hingga muncul kembali. Tak lama
kemudian, pemilik toko itu datang dan bertanya, “Mengapa tidak masuk?” “tidak
mau” jawabnya “kenapa tidak mau?” , “Saya takut disangka maling, nanti tangan
saya dipotong,” jawabnya lagi. Namun perkataan dari si pemilik toko membuatnya
sangat kaget dan terharu. “Masuk saja, karena semua ini adalah Allah yang
punya, bukan punya saya,” kata pemilik toko itu. “Apa pun yang kamu perlu,
ambil! Mungkin kamu lebih membutuhkan itu daripada saya, semua itu milik Allah
dan akan kembali kepada Allah” lanjutnya. Dia teringat betapa dulu ketika dia
sangat membutuhkan pertolongan, tapi di negerinya tak ada yang maw menolongnya.
Dari
mana seseorang bisa memiliki keyakinan seperti itu, bagaimana orang bisa begitu
taat pada Tuhannya, pikirnya. Betapa seseorang bisa sangat yakin dan pasrah
kepada Tuhannya. Saya sangat ingin memilki iman seperti itu. Azzam lelaki itu.
Dia,
Lelaki itu, adalah Jerry D Gray bocah dulu yang ber-azzam ingin berdoa secara
langsung pada Tuhanya. Kini azzam itu muncul kembali, sebuah keinginan, sebuah
kerinduan akan sebuah iman.
Kisah
keislamannya bermula sejak hati dan akalnya mengatakan bahwa ajaran-ajaran yang
dia anut tidak masuk akal dan tidak bisa dilogika, there’s something wrong. Hidup
bersama neneknya di sebuah perkebunan remote di Lansing Iowa, dia mengenal
Kristen, bukan dari gereja. Saat itu neneknya tidak pernah mengatakan bahwa
Yesus adalah anak Tuhan. Namun di gereja, mereka selalu mengatakan bahwa Yesus
adalah anak Tuhan, dan dosa-dosa manusia ditebus dan dimintakan melalui yesus. Saat
itulah Jerry berpikir kenapa saya tidak bisa langsung memohon ampunan kepada
Tuhan, kenapa harus melalui perantara.
Selalu
logika nya menolak doktirn-doktrin itu. Bagaimana bisa yesus menjadi anak
tuhan, lalu kenapa bukan adam saja yang menajdi anak Tuhan, karena jelas dia
yang diciptakan pertama kali. dan kenapa harus meminta ampunan melalui yesus,
kenapa saya tidak bisa meminta langsung kepada Tuhan? Ketidakpercayaanya kepada
Yesus sebagai anak Tuhan selalu disalahkan oleh gereja. Membuatnya menjadi
seorang yang tidak taat pada agamanya.
Hingga
akhirnya tuhan menunjukkannya untuk datang ke Negara Islam, tak seperti yang
dia tahu sebelumnya, bahwa Islam terkenal sebagai teroris. Berinteraksi dengan
muslim membuatnya mengenal betapa seorang muslim begitu sangat baik
memperlakukan saudaranya dan orang lain.
Rasa
penasaranya kepada Islam mulai muncul. Rasa penasarannya itu disalurkannya
dengan berdiskusi bersama temannya. Saat itulah dia dikenalkan oleh temannya dengan
mukjizat Allah SWT yang luar biasa, Kitab Suci Al Qur’an.
Al
qur’an terjemahan bahasa inggris yang diberikan temannya kepadanya dipegangnya,
kemudian temannya menunujukkan ayat yang menyatakan Isa anak Maryam adalah
hamba dan utusan Allah, bukan anak Allah. Temannya menyebut Isa itu adalah nama
lain dari Yesus, sedangkan Maryam sebutan lain dari Bunda Maria.
Saat
itu hanya kurang lebih tiga ayat Al qur’an yang mampu dia baca, kemudian tak
mampu lagi untuk meneruskannya, seakan ada sesuatu yang menjalar dalam tubuhnya
hingga ingin membuatnya menangis. Saya sangat yakin, inilah jawaban dari Tuhan. Rupanya saya disuruh
ke Jeddah bukan karena Tuhan marah, tapi
karena Tuhan mengabulkan doa saya, katanya.
Kejadian itu membuatnya melangkahkan kakinya ke sebuah mesjid di
Jeddah malam itu, yang kabarnya mengadakan sekolah islam dengan menggunakan
bahasa Inggris. Di sekolah itu terjadilah diskusi dengan seorang guru. Hatinya
berdecak kagum, luar biasa, pintar sekali guru ini. Semua yang dia katakan
masuk akal. Argumennya begitu spiritually and lightening, pikirnya.
Dia mengatakan bahwa Tuhan itu satu bukan tiga, semua adalah ciptaan
Tuhan dan bergantung kepada Tuhan. Tuhan tidak beranak tidak pula punya
orangtua. Tidak ada yang dapat menyerupai Tuhan. Serta manusia hidup di dunia
ini untuk mengabdi kepada Tuhan saja.
Belum satu jam pun diskusi, sebenarnya islam telah masuk ke dalam
hatinya. Hanya saja dirinya belum mau menyatakan hal itu pada gurunya. Namun malam
itu ucapan gurunya terus terngiang-ngian dan direnungkannya, hingga Mata nya
sama sekali tidak bisa terpejam. Hati
nya begitu gelisah. Hingga akhirnya di hari ketiga, kegelisahan dan keinginan
itu begitu memuncak, dengan yakin di
hadapan guru nya dia Menyatakan keislamannya. Dua kalimat syahadat terucap dari
bibir lelaki itu, merengkuh azzam bocah yang dulu merindukan Tuhannya. Allahu Akbar.
Mendengar
penuturan proses keislamannya, saat itu Muallaf Jerry D Gray mengatakan “Saya
ingin mencintai Tuhan seacara Langsung”. Sebuah keinginan yang bahkan saya
sendiri yang telah berislam sejak lahir tidak pernah menyadarinya, bahwa setiap
dari kita memiliki kesempatan untuk dapat mencintai-Nya secara langsung, tapi
pertanyaan besarnya apakah selama ini kita telah memanfaatkan kesempatan itu?
Yang terjadi mungkin justru ketidaksadaran kita akan kesempatan itu membuat
kita memlewatkan nikmat itu. Wallahu’alam bi shawab.
Kini
Jerry D Gray, seorang mantan tentara Amerika Serikat yang telah menjadi muslim
telah bertahun-tahun bermukim di Indonesia. Jerry D Gray adalah penulis
sejumlah buku yang mengkritisi kebijakan pemerintah Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya,
termasuk Zionisme. Lewat kisahnya Jerry yang juga penulis buku fenomenal yang
berjudul “Deadly Mist”, demokrasi Bar – Bar ala AS dan dosa – dosa media AS
telah menjadi inspirator bagi banyak orang melalui kisahnya.
Hidayah
itu datang dari-Nya bagi siapa yang dikendaki-Nya. Semoga kita dan keluarga
serta anak-anak keturunan kita termaksud orang-orang yang selalu diberi nikmat
Hidayah-Nya. Aamiin. Ya Rabb.
“Sesungguhnya
kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah
memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui
orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (Al Qashash
:56)
Tulisan ini telah di postkan sebelumnya di :
http://www.dakwatuna.com/2013/10/13/40618/jerry-d-gray-saya-ingin-mencintai-tuhan-secara-langsung/#axzz2hs3nOZi5