Sebuah coment yang membuat
saya terenyuk saat itu. Pagi itu teman saya menyodorkan (merekomendasikan) sebuah
buku pada saya, sekilas saya melihat
buku tersebut. Maaf, dengan cover yang kurang menarik, judul tidak menarik,
diterbitkan oleh penerbit yang bahkan saat itu saya baru mendengarnya, sekilas
saya melihat isi buku, dengan jenis font dan tulisan yang kurang baik menurut
saya.
Dengan sekilas saya
melihat, hanya bebrapa menit, lalu kesan saya pada buku itu adalah “buku ini
tidak bagus” (dalam hati). Spontan saya comment kepada teman saya, “Siapa
ini penulis nya, gak terkenal ya? kok penerbitnya gak jelas gini ya?”
dan beberapa coment negatife lainnya. Ya saya akui, saat itu saya menjadi orang
yang menilai sesuatu by the cover, padahal membaca isi nya saja saya belum.
Padahal saya baru melihat sekilas dan sudah berani mengklaim hal-hal buruk,
yang jelas belum terbukti.
Namun jawaban singkat teman
saya begitu menohok saya dan membuat saya terdiam. Kala itu dia menjawab “Ada
manusia yang gak ternal di dunia, tapi terkenal di antara makhluk langit. Salah
satu nya dia”
Jelas saya terdiam seraya beristighfar.
Ya Allah dengan ukuran apa saya menilai sesuatu selama ini. Apakah begitu
sempit pandangan diri ini selama ini. Ternyata saya masih manusia yang menilai
sesuatu dengan hal-hal yang hanya bisa terlihat dari luar. Ternyata diri ini
masih menjadi manusia yang cepat menilai sesuatu tanpa melihat lebih dalam.
Ternyata sudut pandang yang selama ini saya percaya telah saya perluas ternyata
sudut pandang diri masih begitu sempit. Ternyata tolak ukur diri ini masih
terlalu rendah.
Padahal setelah saya membaca
buku itu. Masya Allah,,, cover nya memang tidak bagus, cara penulisannya juga
kurang baik. Tapi Masya Allah isi buku tersebut ditulis secara sederhana,
ringkas, simple namun sungguh menginspirasi dan berisi. See?? Betapa cover
telah menipu saya.
Terlepas dari apakah benar
tidak nya “si penulis” buku itu terkenal di antara makhluk langit seperti
coment teman saya. Tapi yang ingin saya garis bawahi disini ada dua hal.
Yang pertama
adalah betapa selama ini kita seringkali menilai sesuatu hanya by the cover,
disadari atau tidak. Ya, kita seringkali melakukannya. Tak perlu jauh-jauh,
silakan bayangkan dua orang ada di hadapan anda, yang satu berpakaian rapih,
dengan kemeja, jas dan lengkap dengan dasi dan mobil mewahnya. Sedangkan yang
satunya lagi memakai baju putih agak lusuh dengan sepatu lusuh dan berjalan
kaki. Apa yang anda pikirkan tentang mereka? Mana orang yang kaya (secara
materi)? Pasti anda akan menjawab yang pertama.
Tapi mungkin jika kita
mengenali lebih dalam, ternyata yang pertama adalah seorang sales mobil
sedangkan yang kedua justru pemilik perusahaannya yang memang selalu
berpenampilan sederhana. See? Betapa diri kita seringkali tertipu oleh cover.
Selama ini saya menyadari
bahwa “Don’t look/judge something by the cover” tapi pada kenyataannya, pada
kasus di atas jelas-jelas menunjukkan saya masih menjadi orang yang menilai
sesuatu berdasarkan cover.
Jadi belajar dari kasus ini, semoga
saya akan selalu mengingat pesan ini. Jangan cepat menilai sesuatu, apalagi
hanya melihat dari cover nya, tapi cobalah lihat lebih dalam.
Boleh jadi sesuatu terbungkus
sangat cantik, namun dalamnya (isinya) tidak secantik bungkusannya, malah
mungkin busuk. Dan sebaliknya, boleh jadi sesuatu terbungkus tidak cantik,
kurang menarik, padahal dalamnya (isinya) sangat cantik dan indah.
Dan yang kedua
adalah ukuran kita akan sesuatu yang “terkenal”.
Seringkali kita menjadikan
“terkenal atau populer” sebagai tolak ukur sesuatu, menunjukkan bahwa itu
bagus. Padahal belum tentu.
Sebagai contoh kasus
kontroversi hati Vikcy prasetyo akhir-akhir ini. Haha,, tak perlu diajwab dia
sangat terkenal akhir-akhir ini, apakah dia baik? Hmm,,, maaf bukan maksud
menghakimi, tapi yang saya tahu kini dia terkenal sebagai penipu.
Nah diluaran sana banyak
sekali ornag-orang baik yang melakukan hal-hal baik, tapi tidak terkenal.
Banyak sekali orang-orang yang menginspirasi tapi tidak terkenal dan kita tidak
tahu. Seperti comment teman saya, mungkin orang-orang baik ini tidak terkenal
di dunia, tapi mereka terkenal di antara makhluk langit. (Ini salah satu impian
saya, menjadi terkenal karena kebaikan saya di antara makhluk langit, tidak
perlu di dunia. Yang baca mohon doanya ya. Semoga juga Anda yang membaca.
Aamiin)
Teringat sebuah tulisan yang
saya dulu, bahwa yang popular belum tentu benar, dan yang benar belum tentu
populer. Seringkali kita mengikuti massa atau sesuatu yang populer karena
pendapat orang kebanyakan memilih itu dan menganggap hal itu benar padahal hal
tersebut salah.
Dan seringkali kita meninggalkan
sesuatu yang benar karena hal itu minoritas, karena jika kita memilih hal
tersebut maka kita akan terlihat salah karena tidak mnegikuti orang kebanyakan,
padahal sesuatu yang minoritas itu benar.
0 komentar:
Posting Komentar